Sabtu, 18 Juni 2016

Siklus PDCA W Edwards Deming




MAKNA akronim PDCA singkatan dari rangkaian kata Plan, Do, Check, and Act. PDCA merupakan penerapan prinsip Manajemen Mutu yang bertujuan menuju perbaikan secara terus menerus dan berkelanjutan (sustainable) yang mempunyai peran sangat penting dalam menata setiap aktifitas kinerja (performance).

Setiap aktifitas pekerjaan dapat diukur, dipantau dan diperbaiki dengan cara implementasi siklus Plan, Do, Check, dan Act (PDCA) yang merupakan karya W. Edwards Deming (1986: Out Of The Crisis). 

source image: William Edwards Deming (1900-1993) & Walter Andrew Shewhart

PDCA & PDSA
Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan cara 4 (empat) langkah iteratif dalam hal pengendalian kualitas. Metode PDCA dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern, sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Akhirnya, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA (Plan, Do, Study, Act) untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.

Plan (Rencanakan), yaitu meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.

Do (Kerjakan), berkenaan dengan implementasi proses.

Check (Cek), dengan cara memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya.

Act (Tindak lanjuti), dengan cara menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya.
Manfaat dari PDCA, antara lain:

  • Untuk memudahkan pemetaan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari sebuah unit organisasi atau satuan  kerja (Satker);
  • Sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah unit organisasi atau satuan kerja (Satker);
  • Untuk menyelesaikan dan mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang runtun (kronologis) dan sistematis;
  • Untuk kegiatan continuous improvement dalam rangka memperpendek atau menyingkat alur kerja;
  • Dapat menghapuskan pemborosan di tempat kerja guna meningkatkan produktivitas berbasis kinerja.

Sumber Brunuh Ville di kanal YouTube
Previous Post
Next Post

0 comments: